![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBCFAUUYt3b9uLdAMja9FO3C_6BwE46-TWiRGSK8WZwDVbTu6CFmGs3S57akGUuwx6esMvCnmqqNi75to6_uijPUMUCDI_OMYxYT1qiyISX02rwUjaVjFYET0nEEyOkFahlPIqYnhEXYKs/s320/hrtaakkarun.jpg)
HARTA KARUN. Mata uang Brasil, Cruzeiro Real, pecahan 5000 keluaran tahun 1964 yang ditemukan Piagam Dg Ledeng di Bontoramba Jeneponto. Ada juga Samurai hand roll buatan 1013 dengan panjang 80 m temuan Piagam Dg Ledeng, warga Bontoramba Jeneponto. Dan Maskur memperlihatkan selembar mata uang pecahan 5000 asal Brasil, Cruzeiro Real.
JENEPONTO -- Kampung Bulo-bulo Dusun Batujala Desa Bulusuka mendadak ramai. Daerah yang masuk wilayah administratif Kecamatan Bontoramba itu jadi bahan pembicaraan masyarakat Jeneponto. Gara-garanya, seorang warga di desa tersebut, yaitu Piagam Dg Ledeng, 60, diketahui menyimpan harta karun bernilai puluhan triliun rupiah.
Sejumlah harta karun temuan Piagam itu berupa 70 emas batangan masing-masing seberat 999,99 gram dengan kadar 24 karat. Bersama batangan emas itu, juga ada mustikah giok, mustikah batu delima, mustikah batu besi, dan mustika batu air, serta mumi berukuran 7 inc.
Juga ada dua pedang jenis samurai, yakni samurai hand roll warna kuning buatan 1013 dengan panjang 80 meter, dan pedang sabuk samurai buatan 1718 dengan panjang lebih kurang 1,5 meter. Pada gagang kedua samurai terdapat mustikah batu giok.
Selain itu, juga ada keris kuno. Keris itu cukup unik. Keunikannya adalah dapat berdiri tegak kala dilepas dari sarungnya dan diletakkan di atas meja.
Kemudian mata uang Cruzeiro Real Brasil tahun 1964 sebanyak tiga peti dengan jumlah 480 ikat. Setiap ikat terdiri atas 500 lembar dengan pecahan 5000. Jika dikurskan ke nilai rupiah saat ini, total nilainya berkisar Rp35 triliun.
“Dalam peti uang itu juga terdapat sertifikat deposito dari Bank Swiss yang ditandatangani Bung Karno, Presiden pertama RI,” ungkap Muhammad Jafar, Camat Tarowang yang kemarin FAJAR temui di lokasi bersama Camat Batang Jeneponto, Muh Hatta.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqPcDcS3g1DUPgS2bQeBVGbc5gP1fzHxqRxkLDCm1Eu2CgetbqzX5pM_vqtiS5IE-XPP5dYNScz1ddO-4jcu2MF8u_UbVIPk_PclY4p7Aqp3NiwqxU6yhYgfr6lLN0DxQbQnA8hICJYLkp/s320/emas.jpg)
Masih menurut Jafar, Piagam juga menemukan dan menyimpan uang rupiah pecahan seribu bergambar Bung Karno. Jika disorot dengan sinar laser, pada mata uang tersebut terbayang tulisan Arab yang diyakini petikan Alquran. Uniknya, mata uang tersebut dapat tergulung sendiri kala dipegang.
Soal batangan emas, Jafar menjelaskan bahwa keasliannya pernah diuji pihak Pegadaian. Hasilnya, logam emas itu disebut asli dengan kadar 24 karat. Keaslian uang Brasil tersebut juga telah dibuktikan oleh pihak perbankan dan dari pihak penukaran uang.
“Pihak keluarga juga pernah membawanya ke perwakilan Bank Dunia di Jakarta untuk dicek keasliannya. Hasilnya, sama seperti pengakuan dari pihak Bank Indonesia dan Money Changer Latunrung, mata uang Brasil tersebut asli,” ucap Jafar.
Keaslian harta karun temuan Piagam juga diakui Tubagus Arief Azis, kepala Kejaksaan Negeri Jeneponto. “Harta karun itu asli. Tidak ada yang palsu,” ucap Tubagus pada FAJAR saat dikonfirmasi via telepon kemarin.
Tubagus memang disebut-sebut sudah pernah datang melihat dari dekat temuan Piagam, bersama Bupati Radjamilo, Ketua DPRD Mulyadi Mustamu, Kapolres AKBP Ruslan Aspan, dan Dandim 1425 Letkol Inf Bambang Purwadi.
Lewat Mimpi
Pantauan FAJAR di kediaman Piagam saat berkunjung Minggu, 30 Januari, puluhan warga dari berbagai daerah terpaksa antre untuk melihat dari dekat benda langka tersebut. Sayangnya, tidak semua pengunjung dapat menyaksikan langsung harta karun milik lelaki berusia 60 tahun itu.
“Yang bisa melihatnya hanya yang dapat izin dari penjaganya. Restu disampaikan lewat petunjuk gaib,” sebut Piagam. Dia lantas bercerita bahwa tiga peti harta karun yang ada di rumahnya dijaga makhluk halus. Karena itu, masyarakat harus bersabar jika ingin melihatnya dari dekat.
Sebelum menemukan harta karun, Piagam mengaku bermimpi didatangi makhluk gaib. Kejadiannya, sebut dia, pada malam 17 Ramadan 2010. Dia bercerita, pada malam lailatul qadar Ramadan 2010 lalu, rumahnya bagaikan bermandikan cahaya. Oleh orang-orang sekitar, mengira rumah Piagam terbakar.
“Saat itu warga beramai-ramai datang hendak memadamkan api. Ternyata, ketika mendekat, rumah Piagam biasa-biasa saja. Tidak ada satu pun percikan api,” ungkap Jafar yang penulis temui di rumah Piagam kemarin.
Aneh tapi nyata. Itulah pengakuan warga yang mendatangi perkampungan Bulo-bulo, Desa Bulusuka, Kecamatan Bontoramba. Sejak munculnya harta karun dirumah salah satu warga, Piagam Paledengi dg. Ledeng, desa tersebut mendadak ramai. Apa pasal? Ternyata di rumah itu ada ditemukan harta karun.
Sumber yang dihimpun Upeks menyebutkan, untuk dapat melihat jenis barang yang terdapat dalam peti itu, harus dengan penuh kesabaran.
"Kita perlu bersabar, sambil menunggu petunjuk dari makhluk halus. Karena tidak semua pengunjung dapat melihat secara langsung jenis barang yang ada dalam peti," ujar sumber tersebut.
Seperti yang dialami Camat Tarowang, Drs Muh Jafar yang ditemui Upeks, Minggu (30/1) di kediaman pemilik harta karun, mengatakan sebelum melihat secara langsung harta karun itu, dirinya menunggu berjam-jam dan akhirnya dapat melihat beberapa jenis barang yang ada dalam peti.
Dikatakannya, dalam peti itu terdapat 70 emas batangan murni berlogo London. Dalam 1 batang mengandung 999,99 gram (hampir 1 kg). Terdapat jenis mata uang Brasil tahun 1964 dalam 3 peti dengan total 480 ikat.
Dalam 1 ikat terdapat 500 lembar pecahan Rp5000. Di samping itu terdapat jenis pedang roll (melekat batu giok) dan pedang selendang, berbagai jenis mustika, seperti mustika delima, mustika air, mustika besi, cincin dari besi yang bersifat elastis, serta terdapat benda jenis mumi (kora-kora=makassar) dan jenis uang bergambar Soekarno pecahan Rp1000, bagaikan benda yang hidup. Jika ditaksir nilainya mencapai trilunan rupiah. Bahkan dalam peti itu terdapat sertifikat deposito dari Bank Swiss.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitPGrtGaFNgnKW5GX7irXXLiy6r5sKPcKZfiY32cjs7DdvL-3UYeDcNngtRQ0dgCSqzfj5PG0Ogh7PgNoK6qRBz2smbMskQ1lTYv8cdoFZPI1FrYA6XSx-rMMLbBNdOmyDppyka-DLCW4a/s320/emas1.jpg)
Pihak pegadaian dan Bank Indonesia (BI) yang datang melihat langsung emas batangan itu menyatakan asli, demikian pula isi harta karun berupa jenis mata uang Brasil juga dinyatakan asli.
Pemilik harta karun, Piagam Paledengi dg Ledeng, yang ingin dikonfirmasi Upeks, belum berhasil ditemui. Menurut Bahrul keluarga dekat Pemilik Harta karun, Daeng Ledeng lagi istirahat. Dalam pengakuannya Bahrul mengatakan, harta karun itu datang pada malam 17 Ramadhan 2010 sekitar jam 04.00 subuh. "Rumah ini seperti terbakar pada malam itu, harta karun itu datang dengan sendiri seperti air mengalir yang dibawa makhluk halus," ungkapnya.
Dalam aktivitas kesehariannya, Daeng Ledeng hanyalah petani biasa. Namun Daeng Ledeng rutin melaksanakan aktivitas keagamaan yakni Salat Tahajjud 80 rakaat setiap malam.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfhw12RYZX-UjrhG6XGZi_r3tz9cB2ywnDBCQcJVyHBlj5d5Va6dDk9GWKJVcinoP1hq43W8zSUyZKiHVx37dtqLy5yiHFWTxaMdhSsADvPIHY6gVBxgKs2UKThB5O7i-YdqO9lRC2Llm_/s320/eams22.jpg)
Karena kedekatannya dengan yang maha kuasa, akhirnya dia mendapat petunjuk dan mendapat sinar cahaya yang terang benderang pada malam lailatul qadar atau 17 Ramadhan yang lalu. Pada saat itulah muncul harta karun itu, ujar Bahrul.
Namun sayang, ketika Upeks ingin mengambil gambar harta karun tersebut belum berhasil. Menurut pengakuan keluarga pemilik harta karun, pengunjung harus menunggu dan bersabar. Jika dilanggar maka nyawa menjadi taruhannya.
Warga yang datang di kediaman Daeng Ledeng bukan saja warga Jeneponto, tapi luar daerah. Adapun pejabat yang telah datang menyaksikan harta karun itu, yakni Bupati Jeneponto, Drs Radjamilo, Kapolres Jeneponto, AKBP Ruslan Aspan, Ketua Pengadilan Negeri Jeneponto, Indra cahya, SH dan pejabat teras lainnya.
Sumber : Fajar n Tribun Timur Makassar